Senin, 08 Maret 2010

hubungan serat dengan obesitas

HUBUNGAN SERAT DENGAN OBESITAS

Penyakit – penyakit yang terkait dengan kekurangan serat pangan ada beberapa macam, diantaranya adalah obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, aterosklerosis, kencing manis, batu empedu, penyakit divertikulosis, wasir, histal hernia, kanker usus besar, sakit gigi, dll. Sekitar 2/3 kasus hipertensi disebabkan oleh obesitas atau kegemukan. Sehingga serat penting unyuk kesehatan.

Serat adalah sisa sel tanaman setelah dihidrolisis enzim pencernaan manusia. Termasuk materi dinding sel tanaman seperti selulosa, hemiselulosa, pectin dan lignin, juga polisakarida intraseluler seperti gum dan musilago ( definisi serat pangan ). Serat adalah zat sisa asal tanaman yang biasa dimakan yang tertinggal setelah berturut-turut diekstraksi dengan zat pelarut, asam encer dan alkali ( serat kasar ). Dengan demikian nilai zat serat kasar selalu lebihy rendah daripada serat pangan, kurang lebih hanya 1/5 dari seluruh nilai serat pangan.

Serat pangan digolongkan menjadi serat tidak larut dan serat larut. Serat tidak larut terdiri dari karbohidrat yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan non karbohidrat yang mengandung lignin. Sumber – sumber selulosa adalah kulit padi, kacang polong, kubis, apel. Sedangkan hemiselulosa adalah kulit padi dan gandum. Sumber-sumber lignin adalah wortel, gandum, dan arbei.

Serat larut ( larut dalam air ) terdiri dari pektin, gum, betha glukan dan psyllium seed husk ( PSH ). Bahan makanan yang kaya akan pektin adalah apel, arbei dan jeruk. Gum banyak terdapat pada oatmeal dan kacang-kacangan. Bekatul ( oat ) banyak mengandung betha glukan. PSH adalah serat larut yang terdapat pada tanaman Plantago Ovata.

Sumber serat pangan yang baik adalah sayuran, buah – buahan, serealia dan kacang – kacangan.

Sayuran


Buah – buahan


Bayam

3.28

Nanas

1.46

Rebung

2.56

Lemon

2.06

Kecambah kedelai

1.27

Orange

1.08

Brokoli

2.63

Pisang

1.63

Pepaya

1.58

Pepaya

0.91

Ketimun

0.61

Mangga

1.06

Sawi

1.01

kacang – kacangan


Daun kelor

4.53

Kacang tulo

4.5

Daun talas

2.58

Kacang ijo

4.3

Biji kecipir

2.94

Kedelai

3.8

Kacang panjang

3.34

Kacang tanah

1.4

Paria

2.59



Dalam kaitannya dengan kekurangan serat dalam asupan sehari – harinya, dapat menimbulkan obesitas atau kegemukan.

Obesitas atau kegemukan adalah suatu keadaan yang terjadi apabila kuantitas fraksi jaringan lemak tubuh dibandingkan dengan berat badan total lebih besar daripada normal atau obesitas yaitu peningkatan jumlah energi yang ditimbun sebagai lemak akibat proses adaptasi yang salah. Kegemukan / obesitas terjadi apabila total asupan kalori yang terkandung dalam makanan melebihi jumlah total kalori yang dibakar dalam proses metabolisme. Penyebab kegemukan san obesitas bersifat multifaktor, antar lain adanya keterlibatan faktor genetik, ras, pendapatan keluarga, pengetahuan gizi ibu, perubahan pola makan dan pola aktifitas dan emosi.

Seiring dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat jumlah penderita obesitas cenderung meningkat. Peningkatan pendapatan pada kelompok sosial tertentu teruteama di perkotaan menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola aktifitas yang mendukung terjadi penungkatan jumlah penderita obesitas. Pola makanan masyarakat di lingkungan perkotaanyang tinggi kalori dan lemak serta rendah serat, telah memicupeningkatan jumlah penderita obesitas. Masyarakat perkotaan yang cenderung sibuk, biasanya lebih menyukai mengkonsumsi makanan cepat saji dengan alasan lebih praktis. Nilai kalori yang terkandung dalam makanan cepat saji sangat tinggi dan di dalam kelebihan kalori ini akan diubah dan disimpan menjadi lemak tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya obesitas pada anak ketika mempunyai kebiasaan jajan di luar rumah ( es krim, gula – gula, gorengan, snack, makanan lain yang kurang nilai gizi ).

Dietary Guedelines for American menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung pati dan serat dalam jumlah tepat ( 20 – 35 mg/hr ). Tujuannya untuk menghindari kelebihan lemak, lemak jenuh dan kolesterol, gula dan natrium, serta mengontrol berat badan. Gejala obesitas banyak dialamioleh penduduk negara – negara maju. Hal ini berkaitan drngan meningkatnya kepadatan energi dari makaqnan sehari – hari. Peningkatan kadar serat dalam diet dapat menurunkan penyerapan energi secara nyata. Serat juga mampu memberikan perasaan kenyang lebih lama, sehingga keinginan untuk mengasup makanan ( termasuk sumber energi ) akan berkurang. Penambahan serat pangan sebanyak 40 gr/hari dapat menyebabkan kehilangan energi sekitar 100 kkal/hari.

Ada beberapa alasan serat pangan dapat mencegah obesitas yaitu, pangan tanpa serat mengandung energi jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang mengandung serat. Serat meningkatkan intensitas pengunyahan, memperlambat proses makan dan memperlambat laju pencernaan makanan. Diet kaya serat dapat meningkatkan ekskresi lemak dan nitrogen melalui tinja / feses. Pangan yang mengandung serat akan menghasilkan rasa kenyang lebih lama dibandingkan dengan kaya serat.

Mekanisme kerja serat ;

Serat larut = perasaan penuh di dalam perut berasal dari serat larut. Ini juga yang membantu mengontrol gula darah pada penderita diabetes dan kadar kolesterol. Sumber : sayuran, byah – buahan dan produk kedelai.

Serat tak larut = mencegah sembelit dan buang air besar keras. Sumber : serealia, kacang – kacangan.

Apabila serat sedikit dalam makanan, maka hampir semua zat – zat gizi sumber kalori dapat diserap. Hal yang demikian bisa memberi peluang seseorang cenderung menjadi kegemukan, sementara kegemukan itu sendiri merupakan faktor resiko untuk timbulnya berbagai penyakit.

1 komentar: