EFEK KONSUMSI IKAN TUNA YANG MENGANDUNG LOGAM MERKURI
PADA TUBUH MANUSIA
Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan yang terbesar di dunia. Jumlah pulau yang dimiliki Indonesia ± 17.000 pulau baik yang besar maupun yang kecil. Dari sifat negara yang maritim inilah yang menyebabkan banyak orang menyukai ikan, karena ikan merupakan salah satu makanan yang paling memiliki banyak manfaat dan banyak dihasilkan dari sekitar tempat tinggal mereka. Dari orang tua, remaja, bahkan anak-anak banyak yang sering mengkonsumsi ikan. Akan tetapi perlu diketahui bahwa dari beberapa jenis ikan yang digemari, ada yang diketahui mengandung logam merkuri, misalnya ikan tuna dan ikan cucut. Kedua jenis ikan ini memang paling banyak disukai, karena rasanya yang lezat dan banyak dari ikan tuna yang dijadikan ikan kalengan ( sarden ).
Sumber utama pencemar merkuri dari hasil kegiatan manusia adalah instalasi-instalasi pembangkit listrik dengan pembakaran batubara yang mengemisikan 48 ton zat-zat beracun ke udara setiap tahunnya. Indonesia memiliki banyak pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Dari sinilah dapat diketahui bahwa merkuri dapat mencemari air sungai maupun air laut melalui limbah-limbah dari kegiatan tersebut. Suatu bagian kecil saja dari merkuri yang masuk ke danau-danau, sungai-sungai dan laut melalui hujan dan mampu membentuk metal merkuri yang sangat beracun dan dapat terus terkonsentrasi/terakumulasi melalui pergerakan rantai makanan. Ikan tuna yang notabenenya hidup di air menjadi salah satu dari rantai makanan tersebut yang dapat menularkan kepada manusia yang mengkonsumsinya dan dapat berakibat fatal.
Kasus yang paling menghebohkan yang pernah terjadi adalah kasus minamata yang melanda penduduk di kota pesisir Minamata/teluk Minamata di pulau Kyushu, Jepang. Keracunan ini berlangsung selama 7 tahun (1953-1970). Penyebab utamanya adalah limbah merkuri yang dibuang oleh industri manufaktur Vinilkhlorida ke perairan teluk minamata. Industri ini menggunakan merkuri sebagai katalis. Keracunan ini menyebabkan 111 orang menjadi cacat dan 43 orang diantaranya meninggal. Penderita mengalami suatu jenis penyalit kerapuhan pada tulang, sehingga penderita sama sekali tidak bias bergerak. Karena setiap bentuk gerakan yang dilakukan pencerita akan menyebabkan tulang si penderita menjadi patah. Selain penderita keracunan tersebut, terdapat 19 bayi yang lahir cacat bawaan akibat keracunan air raksa yang dikenal dengan penyakit minamata. Fenomena penyakit minamata ini adalah para ibu hanya menunjukan gejala keracunan ringan bahkan tidak sama sekali. Keracunan air raksa tersebut justru berdampak pada bayinya. Pada bedah mayat anak yang meninggal, terdapat kadar merkuri di dalam rambut dan tampak kerusakan-kerusakan akibat keracunan merkuri.
Merkuri itu sendiri merupakan logam. Logam merupakan kelompok toksikan yang unik. Logam ini ditemukan dan menetap dalam alam tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisikokimia, biologis, atau akibat aktivitas manusia. Toksisitasnya dapat berubah drastic bila bentuk kimianya berubah. Umumnya logam bermanfaat bagi manusia Sebagian merupakan unsure penting kerana dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimiawi/faali. Di lain pihak, logam dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat bila terdapat dalam makanan, air, atau udara, AIR raksa atau logam merkuri adalah salah satu unsur kimia yang mempunyai nama kimia hydragyrum (perak cair). Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada table periodik unsur-unsur kimia menempati urutan 80 dan mempunyai bobot atom (BA 200,9). Merkuri telah dikenal manusia sejak manusia mengenal peradaban logam. Logam ini dihasilkan dari bijih sinabar (HgS) yang mengandung unsur merkuri antara 0,1%-4%. Secara umum logam merkuri memiliki sifat-sifat yaitu, berwujud cair pada suhu kamar (25o C) dengan titik beku paling rendah sekitar –39o C, mudah menguap, merupakan penghantar listrik yang baik, dan yang paling utama, merkuri merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan. Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi di hati, ginjal, limpa, dan tulang.
Kandungan merkuri yang berlebihan pada air dapat menyebabkan keracunan. Tidak menular, tetapi sangat berbahaya bagi yang mengkonsumsi air tersebut. Beberapa kejadian epidemis mengenai wabah keracunan air raksa atau merkuri ini banyak melanda daerah-daerah tertentu, khusunya yang dekat dengan pearairan.
Merkuri dilepaskan dari kerak bumi melalui pendegasan yang melepaskan 25.000-125.000 ton merkuri setahun. Berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar merkuri di lingkungan. Aktivitas ini antara lain adalah penambangan menyumbang sekitar 10.000 ton setahun, peleburan ( untuk menghasilkan logam dari bijih tambang sulfidnya ), pembakaran bahan bakar fosil, dan produksi baja, semen serta fosfat. Pemakai utamanya antara lain adalah pabrik alkali-klor, industri bubur kayu, dan pabrik perlengkapan listrik. Kadarnya dalam air di daerah yang tidak tercemar sekitar 0,1 µg/I, tetapi angka ini dapat setinggi 80 µg/I di tempat yang dekat endapan bjih Hg. Dalam makanan, kecuali ikan kadarnya sangat rendah, biasanya dalam rentang 5-20 µg/kg. Sebagian besar ikan mengandung kadar yang lebih tinggi; pada ikan tuna dan ikan cucut, biasanya berkisar antara 200-1000 µg/kg. Sehingga dapat dipastikan bahwa ikan tuna mengandung banyak merkuri dibandingkan ikan lain. Sehingga para ahli dari University of Saskatchewan di Kanada mengungkap kalau ikan tuna mengandung merkuri, akhir Agustus 2003 lalu.
Masuknya merkuri ke dalam tubuh organisme hidup adalah melalui makanan yang dimakannya. Karena hampir 90% dari bahan beracun ataupun logam berat (merkuri) masuk ke dalam tubuh melalui bahan makanan. Sisanya akan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan dan melalui pernafasan. Keracunan yang disebabkan oleh merkuri ini umumnya berawal dari kebiasaan memakan makanan dari laut, misalnya ikan tuna atau beberapa jenis lain yang telah terkontaminasi oleh merkuri.
Apabila manusia telah terkena merkuri / merkuri telah masuk ke dalam tubuh, maka akan terjadi keracunan merkuri sebagai respon bahwa merkuri merupakan zat yang berbahaya bagi manusia. Gejala-gejala keracunan merkuri ini antara lain : sakit kepala, mudah lelah dan teriritasi, lengan dan kai terasa kebal, sulit menelan, penglihatan berkurang dan koordinasi otot-otot lenyap. Beberapa orang secara konstan merasakan seperti ada logam di mulut, gusi membengkak dan diare terdapat secara meluas.
Efek yang ditimbulkan dari merkuri inipun sangat beragam dan banyak. Zat Merkuri ini sangat berbahaya karena tidak hanya bisa merusak otak, tapi juga jaringan syaraf. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, mengungkapkan bahwa efek toksik berkaitan dengan susunan saraf yang sangat peka terhadap toksikan dan mudah diserang. Gejala yang pertama kali muncul biasanya parestesia. Bidang penglihatan yang mengecil merupakan tanda yang patognomonik. Pada tingkat pajanan yang lebih tinggi, terjadi ataksia, disartria, ketulian, dan akhirnya kematian. Secara patologi kerusakan utama berupa atrofi pada lobus oksipital, folia serebelum, dan korteks kalkarin. Juga terjadi perubahan degeneratif dalam akson-akson dan sarunf mielinsaraf perifer.
Efek lain akibat merkuri yang termakan adalah dapat menyebabkan kejang perut dan diare berdarah dengan ulkus korosif., perdarahan, dan nekrosis pada saluran cerna. Efek ini diikuti dengan kerusakan ginjal, terutama nekrosis dan pengelupasan sel tubulus proksimal, sehingga menyumbat tubulus dan menyebabkan oliguria, anuria dan uremia. Zat ini juga dapat merusak glomerulus.
Penelitian baru-baru ini menunjukkkan bahwa otak janin jauh lebih rentan terhadap metil merkuri daripada otak orang dewasa. Perbedaan ini dapat terjadi karena toksikan ini membuat mikrotubulus mengalami depolarisasi, karenanya mengganggu pembelahan sel dan migrasi sel, dua hal yang penting dalam perkembangan otak janin.
Kandungan kadar merkuri dalam tubuh bayi yang baru lahir, kebanyakan berasal dari ibunya. Berdasarkan data CDC, Mahaffey memberitahukan bahwa wanita yang makan ikan sedikitnya 9 kali dalam sebulan, diperkirakan darahnya akan mengandung merkuri 7 kali lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak mengkonsumsi ikan sebelumnya. Oleh karena itu ibu hamil harus lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi ikan, khususnya ikan tuna. Meskipun ikan merupakan hal yang penting untuk pertumbuhan janin, tapi bertindak lebih bijaksana mungkin akan meningkatkan kualitas janin yang dikandungnya. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Graham George dari Stanford University US. Fiona Ford, ahli nutrisi dari Wellbeing Eating for Pregnancy Helpline juga menegaskan bahwa "Semua makanan yang dikonsumsi berlebihan memang hasilnya tidak baik, makanlah ikan Tuna cukup 1-2 porsi setiap minggunya. Tidak lebih!" tegas Fiona.
Sampai saat sekarang ini belum dapat ditemukan antidot atau obat untuk keracunan kronis yang disebabkan logam merkuri. Sementara itu untuk keracunan akut, biasanya diberikan suntikan BAL (British anti-lewsite) yaitu senyawa yang mengandung 2,3-merkapto propanol (H2SC-CSH-CH2OH). Cara lain adalah memberikan bahan pembentuk kompleks khelat, yaitu Ca-EDTA (Kalsium etildiamin tetra asetat) atau NAP (N-asetil-d, I-penicilamin). Senyawa ini selain akan membentuk kompleks khelat merkuri juga akan meningkatkan pengeluaran merkuri dari dalam tubuh melalui urine.
Di Indonesia sendiri, kasus yang sama baru-baru ini terjadi kasus keracunan merkuri di Teluk Buyat, Kepulauan Sulawesi. Unruk mencegah agar keracunan merkuri tidak menjadi pembunuhan massal dan menyebabkan banyak orang menderita, maka dari tingkat individulah harus lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Harus cermat dalam memilih produk ikan yang akan dikonsumsi. Karena bila tidak hati-hati maka kasus ’minamata’ seperti di Jepang dapat terjadi di negara kita. Dan mungkin anak cucu kita yang menjadi korbannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar